Diajak Selingkuh Sama Mbak ku

CASINO69

cerita sex ini ialah cerita bokep dari pengalaman saya sendiri. aku seorang pria berumur 40 tahun. Istri saya satu tahun lebih muda asal aku . Secara keseluruhan kami keluarga bahagia menggunakan 2 anak yg cantik-anggun. yang sulung, perempuan kelas II SMP (Nisa) dan bungsu 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27 kelas 3 SD. aku bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi.

Sedangkan istri aku seorang wanita karier yang sukses pada bidang farmasi. kini dia menjabat sebagai Distric Manager. Kami saling mengasihi. beliau ialah seorang istri yg setia. aku sendiri intinya suami yg setia pula. Paling tidak aku setia terhadap perasaan cinta aku kepada istri saya.

akan tetapi tidak untuk soal seks. aku seseorang peselingkuh. Ini semua sebab aku memiliki libido yg amat tinggi sementara istri saya tidak relatif punya minat pada bidang seks. saya menginginkan korelasi paling tak dua kali pada seminggu. tetapi istri aku menduga sekali dalam seminggu telah hiperbola. dia pernah bilang kepada saya, “Lebih enak korelasi sekali pada sebulan.” Tiap kali korelasi kami mencapai orgasme beserta-sama. Jadi sebenarnya tak ada duduk perkara menggunakan aku .

Rendahnya minat istri aku itu dikarenakan beliau terlalu terkuras tenaga dan pikirannya buat urusan kantor. dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang tanggal Maghrib. sampai di rumah sudah lesu serta kurang lebih pukul 20.00 beliau sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan. jikalau telah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena memalukan jika ketahuan.

Selama perkawinan kami sudah tidak terhitung berapa kali saya berselingkuh. jika istri aku tahu, aku tidak bisa membayangkan akan mirip apa neraka yg diciptakannya. Bukan apa-apa. perempuan -wanita yang saya tiduri merupakan mereka yg sangat dekat menggunakan dia. aku menyimpan rapat rahasia itu. sampai sekarang. Itu sebab aku melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seseorang wanita yang sama. saya tidak mau mengulanginya. aku risi, pengulangan bakal melibatkan perasaan. Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati serta perasaan. aku berusaha mengindarinya sebisa mungkin, serta memberi kesan pada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yg nanti akan aku ceritakan.

perempuan pertama yang aku tiduri semenjak menikah tidak lain artinya saudara tertua istri aku . Oh ya, istri aku merupakan anak ketiga berasal lima bersaudara. Semuanya perempuan . Istri saya sebut saja bernama Yeni. kedua kakak Yeni telah menikah serta punya anak. Mereka famili bahagia semuanya, serta sudah memiliki rumah masing-masing. Hanya aku serta istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga akbar istri aku berkumpul. Mereka keluarga yg hangat dan saling menyayangi.

Mbak Mersi, kakak istri aku ini adalah seorang wanita yang secara umum dikuasai. dia terlihat sangat menguasai suaminya. saya sering melihat Mbak Mersi menghardik suaminya yg berpenampilan culun. Suami Mbak Mersi acapkali berkeluh-kesah dengan saya tentang perilaku istrinya. namun pada orang lain Mbak Mersi sangat ramah, termasuk kepada saya. beliau bahkan sangat baik. Mbak Mersi seringkali datang bersama kedua anaknya berkunjung ke rumah orang tuanya -yang merupakan tempat tinggal aku pula- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa-basi aku bertanya, “Kenapa Mas Wid tidak diajak?” “Ahh malas saya ngajak dia,” jawabnya. aku tidak pernah bertanya lebih jauh.

tak jarang saat Mbak Mersi datang serta menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri aku 2 minggu sekali keluar kota saat itu. dia adalah seorang detailer yg gigih dan ambisius. Bila sudah demikian bia0sanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi untuk aku , atau makan pagi serta makan malam. tapi Jika pas ada Mbak Mersi, ya si Mbak inilah yg menggantikan tugas ibu mertua. tidak jarang Mbak Mersi menemani saya makan. bokep

karena seringnya bertemu, maka aku pun mulai dirasuki pikiran kotor. saya acapkali membayangkan bisa tidur dengan Mbak Mersi. akan tetapi tidak mungkin. Mbak Mersi tidak menunjukkan tipe wanita yang gampang diajak tidur. karenanya aku hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas cita-cita menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali cita rasanya. dan sore itu, setelah mandi keramas aku mengeringkan rambut menggunakan kipas angin pada pada kamar. aku hanya bercelana pada waktu Mbak Mersi mendadak membuka pintu.

“Kopinya Dik Andy.” aku terkejut, serta Mbak Mersi buru-buru menutup pintu saat melihat sebelah tangan saya berada di pada celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. saya memalukan awalnya. tetapi kemudian berpikir, apa yg terjadi seandainya Mbak Mersi melihat saya bugil waktu penis saya sedang tegang?

Pikiran itu terus mengusik saya. peristiwa membuka pintu kamar menggunakan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. adik-saudara termuda dan saudara tertua-saudara tertua istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menduga persoalan. Seolah kamar kami adalah kamar mereka jua. saudara termuda istri saya yg bungsu (masih kelas II SMU, sebut saja Rosi) bahkan pernah menyerobot masuk begitu saja ketika aku sedang bergumul dengan istri aku . untung ketika itu kami tidak sedang bugil. akan tetapi beliau sendiri yg memalukan, serta berhari-hari meledek kami.

semenjak peristiwa Mbak Mersi membuka pintu itu, aku jadi sering memasang diri, tiduran di pada kamar dengan hanya bercelana dalam sembari coli (onani). saya hanya ingin menjaga supaya penis aku tegang, dan berharap saat itu Mbak Mersi masuk. aku rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang aku incar tak pernah datang. Sekali ketika malah si Rosi yang masuk untuk meminjam lipstik istri aku . Ini memang sudah biasa. Buru-buru aku tutupkan CD aku . tapi rupanya mata Rosi keburu melihat.

“Woww, indahnya.” dia tampak cengengesan sembari memolesi bibirnya dengan gincu. “Mau kemana?” tanya aku . “Nggak. Pengin makai lipstik aja.” saya meneruskan membaca. “Coli ya Mas?” pungkasnya. Gadis ini memang manja, serta sangat terbuka dengan aku . waktu aku masih berpacaran dengan istri saya, kemanjaannya bahkan luar biasa. tidak sporadis kalau aku tiba beliau menggelendot pada punggung aku . Tentu aku tidak punya pikiran apa-apa. dia kan masih kecil saat itu. tapi kini . Ahh. tiba-datang saya memperhatikannya. dia sudah dewasa. telah seksi. Teteknya 34. Pinggang ramping, kulit higienis. beliau yg paling bagus di antara saudara istri aku .

Pikiran saya mulai kotor. menurut saya, akan lebih mudah sebenarnya menjebak Rosi daripada Mbak Mersi. Rosi lebih terbuka, lebih manja. jikalau cuma mencium pipi dan mengecup bibir sedikit, bukan hal yg sulit. Dulu aku acapkali mengecup pipinya. tapi sejak beliau kelihatan telah dewasa, saya tidak lagi melakukannya. Akhirnya sasaran jebakan saya beralih ke Rosi. aku mencoba melupakan Mbak Mersi.

Sore selepas mandi aku rebahan di kawasan tidur, serta pulang memasang jebakan buat Rosi. aku berbulat hati buat memancing beliau. Ini hari terakhir istri saya up country. merupakan besok pada kamar ini telah ada istri saya. saya elus perlahan-huma penis saya sampai berdiri tegak. aku tidak membaca majalah.

saya seolah sedang onani. saya pejamkan mata saya. Beberapa mnt lalu saya dengar pintu kamar berderit lembut. ada yg membuka. saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. tak ada tanggapan. aku melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. tidak terdapat orang sama sekali. Mungkin si Rosi eksklusif kabur. aku hampir saja menghentikan onani saya saat berasal mata yg hampir tertutup saya lihat bayangan.

Segera saya mengelus-elus penis aku menggunakan relatif cepat dan badan beranjak-motilitas kecil. aku mencoba mengerling pada antara picingan mata. Astaga! ketua Mbak Mersi pada ambang pintu. akan tetapi lalu bayangan itu lenyap. lalu timbul lagi, hilang lagi, kini tahulah saya, Mbak Mersi sembunyi-sembunyi melihat saya. Beberapa saat kemudian pintu ditutup, serta tak dibuka kembali hingga aku menghentikan onani aku . Tanpa mani keluar.

Malamnya, di meja makan kami makan bersama-sama. aku , ke 2 mertua, Mbak Mersi, Rosi dan saudara tertua Rosi, Mersing. Berkali-kali aku merasakan Mbak Mersi memperhatikan aku . saya berdebar-debar membayangkan apa yg terdapat pada pikiran Mbak Mersi. saya sengaja memperlambat makan aku . dan ternyata Mbak Mersi pun demikian.

sehingga sampai semua bergerak asal meja makan, tinggal kami berdua. terselesaikan makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor serta makanan telah dibereskan mak Jah, pembantu kami.

“Dik Andy kesepian ya? senang begitu jikalau kesepian?” Mbak Mersi mebuka suara. aku kaget. dia duduk persis pada kanan saya. dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada aku . Sialan. “Maksud Mbak May apaan sih?” aku tidak tahu. “tadi Mbak May lihat Dik Andy ngapain pada kamar. sampai Dik Andy nggak liat.

jikalau sedang gitu, kunci pintunya. bila Rosi atau ibu lihat gimana?” “Apaan sih?” aku tetap tidak mengerti. “tersebut onani kan?” “Ohh.” aku berpretensi-pretensi memalukan. Perasaan aku senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Mersi. aku menghela nafas panjang. Sengaja. “Yahh, Yeni telah 3 hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi..” “Besok lagi bila Yeni mau keluar kota, kamu minta jatah dulu.”

“Ahh Mbak May ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Yeni. Kadang pas aku lagi pengin beliau sudah kecapekan.” “akan tetapi itu kan kewajiban dia melayani engkau ?” “saya tidak ingin dia melakukan menggunakan terpaksa.” Kami sama-sama diam. saya terus menunggu. Menunggu. Jantung aku berdegup keras.

“kamu tak jarang pasar swalayan gitu?” “Yaa sering Mbak. jika pengin, terus Yeni nggak mau, ya aku pasar swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?” aku 1ebc1a17ad3a1674c3f11a3cde0327c7 ingin mengalihkan pembicaraan. akan tetapi Mbak Mersi tak peduli. “Gini lho Dik. Masalahnya, itu tak sehat buat perkawinan kalian. engkau harus berbicara dengan Yeni. Masa sudah punya istri masih swalayan.” Mbak Mersi memegang punggung tangan aku . “Maaf Mbak. Nafsu saya besar . kebalikannya dengan Yeni. Jadi kayaknya aku yang mesti mengikuti kondisi beliau.” Kali ini aku bicara amanah. “saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok.” “Kasihan kamu.”

Mbak Mersi menyentuh ujung rambut aku , dan disibakkannya ke belakang. aku memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Mersi mirip kaget, dan buru-buru menariknya. “Kapan kalian terakhir kumpul?” “dua atau 3 minggu kemudian,” jawab aku . dusta besar . Mbak Mersi mendesis kaget. “Ya ampuun.” “Mbak. akan tetapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Yeni. Nanti galat pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan.” Mbak Mersi balik menggenggam tangan aku . Erat, serta meremasnya. Isi celana aku mulai bergerak-motilitas. Kali ini aku yang menarik tangan aku asal genggaman Mbak Mersi. tapi Mbak Mersi menahannya. aku menarik lagi. Bukan apa-apa. Kali ini aku takut nanti dipandang orang lain. “saya horny bila Mbak pegang terus.” Mbak Mersi tertawa mungil dan melepaskan tangan aku . beliau beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. “Kaciaann ipar Mbak satu ini.” Mbak Mersi berlalu, menuju ruang keluarga. “Liat TV aja mari,” ajaknya. aku memaki pada hati. Kurang ajar benar . Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, “aku jua nih, Dik.” setengah jengkel aku mengikutinya. di ruang famili seluruh kumpul kecuali Rosi. Hanya sementara waktu. aku masuk ke kamar.

lebih kurang pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. saya menoleh. Mbak Mersi. dia menempelkan telunjuknya pada bibirnya. “Belum bobo?” tanyanya lirih. Jantung aku berdenyut keras. “Belum.” Jawab aku . “Kita ngobrol pada luar mari?” “di sini saja Mbak.” aku mirip mendapat pandangan baru. “Ihh. di teras aja. Udah ngantuk belum?” Mbak Mersi segera menghilang. menggunakan hanya bersarung telanjang dada serta CD saya mengikuti Mbak Mersi ke teras. saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada serta bersarung. rumah telah senyap. TV telah dimatikan. famili ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yg betah melek.

Mbak Mersi mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis. Daster kuning yang relatif ketat. saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan pada depan aku itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara seluruh sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun menggunakan Yeni. Mbak Mersi duduk di bangku teras yang gelap. Bangku ini dulu tak jarang saya pakai bercumbu menggunakan Yeni. wajah Mbak Mersi hanya terlihat 62cbf8dfb3b6e9bb62f2742782f6a614 sang cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang sang daun-daun angsana yang rimbun.

beliau memberi daerah kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. aku memang sengaja. saat dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-huma aku mendekakan diri. “Dik Andy” Mbak Mersi membuka percakapan. “Nasib kamu itu sebenernya tidak jauh beda dengan Mbak.” saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Mersi mengungkapkan. akan tetapi perempuan itu membisu saja. tangannya memilin-milin ujung rambut. “Maksud Mbak apa sih?” “tidak senang pada urusan kawasan tidur. Ih. Gimana sih.” Mbak Mersi mencubit paha saya. aku mengaduh. Memang sakit, akan tetapi saya suka . Perlahan-huma penis saya beranjak. “Kok mampu?” “Nggak tahu tuh. Mas Wib itu loyo abis.” “Impoten?” aku relatif kaget. “Ya enggak sih. akan tetapi susah diajakin. banyak nolaknya. Malas aku . perempuan kok dibegituin,” “Hihihi.. tersebut kok kasih petuah ke aku ?” saya tersenyum mungil. Mbak Mersi mencoba mendaratkan lagi cubitannya. akan tetapi saya lebih sigap. aku tangkap tangan itu, dan aku amankan pada genggaman. aku mulai berani. aku remas tangan Mbak Mersi. Penis aku terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini aku dan Mbak Mersi..

“Terus cara pelampiasan Mbak gimana? pasar swalayan pula?” Tanya aku . aku taruh sebelah tangan pada atas pahanya. Mbak Mersi mencoba menghindar, akan tetapi tidak jadi. “Enggak dong. membuat malu. Risih. Ya ditahan aja.” “Kapan terakhir Mbak Mersi tidur sama Mas Wib?” aku mencium punggung tangan Mbak Mersi. kemudian tangan itu saya taruh perlahan-huma pada antara pahaku, sedikit menyentuh penis. “dua minggu lalu.” “Heh?” aku menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. “Bener.” Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. “Mbak..” saya menyusun kekuatan buat berbicara. Tenggorokan terasa kemarau. Nafsu saya mulai naik. wanita ini bener-bener mirip merpati. Jangan-jangan hanya jinak saat didekati. ketika dipegang dia kabur.

“Hm,” Mbak Mersi menatap mata saya. “Mbak pengin?” beliau tidak menjawab. Wajahnya tertunduk. saya raih pundaknya. saya elus rambutnya. saya sentuh pipinya. beliau diam saja. Sejurus lalu ekspresi kami berpagutan. usang. Ciuman yg bergairah. saya remas bagian dadanya. lalu tali sebelah dasternya saya tarik serta terlepas. Mbak Mersi merintih waktu jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan aku menggapai apa saja. dan yg tertangkap artinya penis. beliau meremasnya. saya menggesek-gesekkan jari saya pada dadanya. Kami balik berciuman. “pada kamar aja yuk Mbak?” ajak aku . lalu kami beranjak. setengah berjingkat-jingkat menuju kamar Mbak Mersi. Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. di sebelah kamar Mbak Mersi adalah kamar mertua saya.

Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya. Berkali-kali. Ini ialah perselingkuhan aku yang pertama sejak saya kawin. Belakangan aku memahami, itu jua perselingkuhan pertama Mbak Mersi. Sebelum itu tidak terbetik pikiran buat menduakan, apalagi tidur menggunakan lain selain Mas Wib.

Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk berkaitan dengan mulut, dan sebuah sedotan kuat menjelang aku orgasme. Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Mersi. Itulah pertama kali mani aku diminum perempuan . Yeni pun tidak pernah. tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, waktu tulang kami mirip dilolosi, saya balik ke kamar. Tidur.

saya tak berani mengulanginya lagi. Perasaan menyesal tumpah-ruah saat saya bertemu istri aku . Mungkin itu juga yg dirasakan Mbak Mersi. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke daerah tidur. Kami bersikap biasa-biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun.

saat tidur pada samping istri saya, saya berjanji pada hati tidak akan bermain cinta lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu akbar lebih mengusik aku . Terutama saat istri saya ke luar kota serta cita-cita bersetubuh mendesak-desak pada diri aku . cita rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Mersi. tapi sepertinya tidak mungkin. Mbak Mersi benar-sahih tak memberi kesempatan pada saya. dia tidak lagi mau masuk kamar aku . Bila terdapat perlu di menyuruh Rosi, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap.

Akhirnya aku kembali ke sasaran awal saya. Rosi. Mungkinkah aku menyetubuhi adik istri aku ? Uhh. mustahil. jikalau hamil? Beda dengan Mbak Mersi. kepada beliau saya tidak ragu buat mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling bila anaknya lahir dan mirip menggunakan saya yaa banyak cara buat menepis tuduhan. Lagian masak sih pada curiga? Kehidupan terus berjalan. Usia kandungan istri saya menginjak bulan ke-4. memahami sendirilah bagaimana syarat wanita jika sedang hamil muda. Bawaannya malas melulu. tapi buat urusan pekerjaan dia sangat bersemangat. dia memang pekerja yg ambisius. Berdedikasi, disiplin, dan penuh tanggung jawab. karena itu jadwal keluar kota permanen dijalani. Kualitas hubungan seks kami makin buruk . dia seakan sahih-sahih tidak ingin disentuh kecuali pada ketika sahih-sahih sedang relaks. saya juga tidak ingin memaksa. karena itu aku makin tak jarang beronani diam-diam di kamar mandi. Kadang-kadang aku kasihan terhadap diri sendiri. istilah-kata Mbak Mersi acapkali terngiang-ngiang, terutama sesaat sesudah sperma memancar dari penis saya. “Kacian saudara termuda iparku ini..” akan tetapi saya tidak punya pilihan lain. aku tidak senang “jajan”. Maaf, saya relatif jijik menggunakan wanita lacur.

Tiap kali beronani, yang saya bayangkan merupakan paras Mbak Mersi atau si bungsu Rosi, bergantian. Rosi sudah tumbuh sebagai gadis yg sahih-sahih matang. Montok, lincah. rupawan penuh gairah, serta terkesan genit. Meskipun masih bersikap manja terhadap aku , namun telah tidak pernah lagi bergayutan pada tubuh saya seperti semasa aku ngapelin kakaknya. aku tak jarang mencuri pandang ke arah payudaranya. Ukurannya sangat saya idealkan. lebih kurang 34. Punya istri saya sendiri hanya 32.

tak jarang, di balik baju seragam SMU-nya saya lihat gerakan latif payudara itu. harapan buat melihat payudara itu begitu kuatnya. akan tetapi bagaimana? Mengintip? pada mana? Kamar mandi kami sangat kedap. Letak kamar aku dengannya berjauhan. dia menempati kamar pada sebelah gudang. yg paling ujung kamar ibu Jah, pembantu kami. selesainya kamar Mersing, saudara tertua Rosi, baru kamar aku . Kamar kami seluruhnya terbuat dari tembok. sebagai akibatnya tidak mugkin buat ngintip. tapi tunggu! aku teringat gudang. Ya, bila tidak salah antara gudang dengan kamar Rosi terdapat sebuah jendela. Dulunya gudang ini memang berupa tanah kosong semacam taman. karena mertua butuh gudang tambahan, maka dibangunlah gudang. jendela kamar Rosi yg menghadap ke gudang tak dihilangkan. aku pernah mengamati, asal jendela itu bisa mengintip isi kamar Rosi.

semenjak itulah niat aku kesampaian. aku sangat acapkali membisu-diam ke gudang begitu Rosi terselesaikan mandi. Memang ada celah kecil tapi tidak relatif buat mengintip. karena itu membisu-membisu lubang itu aku perbesar menggunakan obeng. saya benar-benar takjub melihat sepasang payudara montok dan indah milik Rosi. Meski sangat sporadis, aku pula pernah melihat kemaluan Rosi yg ditumbuhi bulu-bulu lembut.

Tiap kali mengintip, selalu saya melakukan onani sebagai akibatnya di dekat lubang intipan itu terlihat bercak-bercak sperma saya. Tentu hanya aku yg tahu kenapa serta apa bercak itu. asa buat menikmati tubuh Rosi makin menggelayuti benak saya. namun selalu tidak aku temukan jalan. sampai akhirnya malam itu. Mertua aku meminta aku mendampingi Rosi buat menghadiri Ultah temannya pada sebuah diskotik. ibu risi terjadi apa-apa. dengan perasaan luar biasa gembira aku antar Rosi. Istri saya menyuruh aku membawa kendaraan beroda empat. akan tetapi aku menolak. “engkau kan harus detailing. pakai saja. Masa orang hamil mau naik motor?” Padahal yang sebenarnya, saya ingin merapat-rapatkan tubuh menggunakan Rosi.

Kami berangkat lebih kurang pukul 19.00. beliau membonceng. ke 2 tangannya memeluk pinggang aku . aku rasakan benda elastis di punggung aku . Jantung saya berdesir-desir. sekali waktu menggunakan nakal aku injak pedal rem menggunakan mendadak. Akibatnya terjadi sentakan di punggung. aku 1ebc1a17ad3a1674c3f11a3cde0327c7 tertawa saat Rosi dengan manja memukuli punggung saya. “Mas Andy genit,” ucapnya. di suatu waktu, mungkin karena kesal, Rosi bahkan tanpa saya duga sengaja menempelkan dadanya ke puggung aku . Menekannya. “bila mau gini, bilang aja terus jelas,” pungkasnya. “Iya iya mau,” sahut aku . tidak ada tanggapan. Rosi bahkan menggeser duduknya, merenggang. Sialan.

Malam itu Rosi mengenakan rok span ketat serta atasan tank top, dibalut jaket kulit. benar-benar seksi ipar aku ini. pada diskotik sudah menunggu sahabat-sahabat Rosi. ada sekitar 15-an orang. saya membiarkan Rosi berabung menggunakan sahabat-temannya. aku menentukan duduk di sudut. memalukan dong jikalau nimbrung. telah tua, ihh. saya hanya mengawasi berasal kejauhan, menikmati tubuh-tubuh indah para ABG. akan tetapi pandangan aku selalu berakhir ke tubuh Rosi. She is the most beautiful girl. pada antara saudara istri saya Rosi memang yg paling rupawan. Tercantik ke 2 ya Mbak Mersi, baru Yeni, istri aku . Mersing yang terjelek. Tubuhnya kurus kemarau sebagai akibatnya tidak menyebabkan nafsu.

sesekali Rosi menengok ke arah tempat duduk aku sembari melambai. saya tersenyum mengangguk. Mereka turun ke arena. sekitar 3 lagu Rosi menghampiri saya. “Mas Andy udah pesan minum?” tanyanya. Dagu aku mengarah gelas berisi lemon tea pada depan aku . saya tidak berani minum bir, meski hanya minuman memabukan. aku pun bukan pecandu. “engkau kok ke sini, udah sana gabung temen-temen kamu,” kata saya. Janjinya Rosi dkk pulang pukul 22.00. tadi ibu mertua juga bilang agar pulangnya jangan larut. “Nggak lezat liat Mas Andy mencangkung sendirian,” istilah Rosi duduk pada sebelah saya. “telah nggak pa-pa.” “Bener?” aku mengangguk, dan Rosi pulang ke grupnya. Habis satu lagu, dia mendatangi saya. Menarik tangan saya. saya memberontak. “mari. Nggak apa-apa, sekalian aku kenalin ama temen-temen. Mereka pula yg minta kok.” aku menyerah. aku ikut saja bergoyang-goyang. dari goyang. dunia diskotik sudah sangat lama tidak aku kunjungi. Dulupun aku sporadis sekali. Hampir tidak pernah. aku ke diskotik sekedar agar tahu saja kayak apa suasananya. sekali waktu tangan Rosi memegang tangan aku serta mengayun-ayunkannya. Musik bener-benr hingar-bingar. Lampu berkelap-kelip, serta kaki-kaki menghentak di lantai disko. sekali waktu Rosi menuju meja buat minum.

Menjelang pukul 22.00 sebagian sahabat Rosi balik . saya segera mengajak Rosi pulang pula. “Bentar dong Mas Andy, please,” istilah Rosi. Astaga. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. “Heh. kamu minum apa? Gila kamu. telah mari pulang.” Segera aku gelandang beliau. “Yee Mas Andy gitu deh.” dia merajuk tapi saya tidak peduli. Ruangan ini mulai menjemukan saya. “Udah dulu ya bro, sis. Satpam ngajakin balik neh.” “Satpam-mu itu.” aku menjitak lembut kepala Rosi. Rosi memang minum alkohol. tidak tahu apa yang diminumnya tersebut. dia pun terlihat sempoyongan. saya jadi cemas. Takut nanti kena murka mertua. Disuruh jagain kok tidak mampu. akan tetapi terdapat senangnya jua sih. Rosi jadi lebih tak jarang memeluk lengan aku agar tidak sempoyongn.

Kami menuju daerah parkir buat mengambil motor. aku bantu Rosi mengenakan jaket yg kami tinggal di motor. saya bantu dia mengancing resluitingnya. Berdesir darah aku ketika sedikit tersentuk bukit pada dadanya. “Hayoo, nakal lagi,” katanya. “Hus. Nggak sengaja pula.” “Sengaja nggak pa-pa kok Mas.” Omongan Rosi makin ngaco. beliau tarik ke bawah resluitingnya. dan sebelum saya berkomentar beliau telah berkata, “Masih gerah. Ntar jika dingin Rosi kancingin deh.” Segera mesin kunyalakan, serta motor melaju meninggalkan diskotik SO.

benar-benar menyenangkan. Rosi yang 1/2 mabuk ini seakan merebahkan badannya di punggung aku . kedua tangannya memeluk erat perut saya. Jangan tanya bagaimana birahi aku . Penis aku menegang semenjak tersebut. Dagu Rosu disadarkan ke pundak saya. Lembut nafasnya sekali waktu menyapu indera pendengaran saya. aku perlambat laju motor. benar-benar saya ingin menikmati. lalu aku seperti merasa Rosi mencium pipi saya. saya ingin memastikan dengan menoleh. Ternyata memang dia baru saja mencium pipi saya. Bahkan selanjutnya dia mengecup pipi saya. saya kira beliau benar-benar mabuk.

“Mas Andy, Rosi pengin pacaran dulu,” pungkasnya mengejutkan saya. “Pacaran sama Mas Andy? Gila kamu ya.” Penis aku makin kencang. “Mau enggak?” “kamu mabuk ya?” dia tidak menjawab. Hanya pelukannya tambah erat. “Mas..” “Hmm” “Mas masih senang coli?” “Hus. Napa sih?” “Pengen tahu aja. Mbak Yeni nggak mau melayani ya?” “tahu apa engkau ini.” aku sedikit berteriak. saya kaget sendiri. Entah kenapa aku tidak senang dia omong begitu, Mungkin reflek saja karena aku dipermalukan. “Sorry. Gitu aja marah.” Rosi pulang mencium pipi saya. Bahkan beliau tempelkan terus bibirnya pada pipi aku , sedikit di bawah indera pendengaran. “saya horny Ros.” “Kapan? sekarang? Ahh masak. Belum juga diapa-apain”

CASINO69
CASINO69

CASINO69

aku raih tangannya serta saya taruh pada penis aku yang menyodok celana saya. Terperanjat dia. akan tetapi membisu saja. Tangannya merasakan sesuatu berkecimpung-gerak di pulang celana aku . “Pacaran ama Rosi mau nggak?” istilah Rosi. Aroma alkohol benar-benar menyengat. “di mana? Lagian udah malam. Nanti mak marah kalau kita pulang kemalaman.” “bila ama Mas Andy dijamin mak gak murka .” “Sok memahami.” “Bener. Ayuk deh. Ke taman aja. Tuh deket SMA I ajak. Asyik lagi. Bentar aja.” Tanpa menunggu perintah, motor aku arahkan ke Taman KB di seberang SMU I. Taman ini memang arena asyik bagi mereka yang seang berpacaran. Meski di sekitarnya kemudian lintas ramai, tapi karena gelap, yaa tetap lezat buat berpacaran. Kami mencari bangku kosong pada taman. telah relatif sepi jadi relatif simpel mencarinya. umumnya relatif ramai sebagai akibatnya poly yg berpacaran di rumputan. Begitu duduk. langsung saja Rosi merebahkan kepalanya di dada saya. saya tidak menerka anak ini akan begini proaktif. Atau sebab imbas alkohol makin kuat? Entahlah. Kami melepas jaket dan menaruhnya pada dekat bangku.

“kamu kan belum punya pacar, kok sudah segini berani Ros?” tanya aku . “enak aja belum punya pacar.” dia protes. “Habis siapa pacar engkau ?” aku genggam tangannya. dia mengelus-elus dada saya. “Yaa ini.” beliau membuka kancing kemeja saya. saya makin yakin dia diracuni alkohol. tapi apa peduli aku . Inilah saatnya. saya kecup keningnya. Matanya. Hidung, pipi, kemudian bibirnya. dia tersentak, serta memberikan pipinya. saya pulang mencari bibirnya. saya kecup lagi perlahan. dia diam. aku kulum. dia diam saja. Benarkah anak ini belum pernah berciuman bibir dengan cowok? “engkau belum pernah melakukan ya?” istilah aku . dia tidak menjawab. aku cium lagi bibirnya. saya julurkan lidah aku . Tangannya meremas pinggang aku . saya hisap lidahnya, aku kulum. Tangan aku sekarang menjalar mencari payudara. beliau menggelinjang namun membiarkan tangan saya menyusiup di antara celah BH-nya. saat aku menemukan bukit kenyal dan meremasnya, beliau mengerang panjang. kedua kakinya terjatuh berasal bangku serta menendang-nendang rumputan. aku buka kancing BH-nya yang terletak pada bagian depan. saya usap-usap lembut, ke kiri, kemudian ke kanan. saya remas, saya kili-kili. beliau mengaduh. Tangannya terus meremasi pinggang dan paha aku .

“Mas Andy..” “Hmm” “Please.. Please.” aku mengangsurkan muka aku menciumi bukit-bukit itu. dia makin tak terkendali. kemudian, srrt srrt..srrt. Sesuatu keluar asal penis aku . Busyet. Masa aku ejakulasi? akan tetapi sahih, mani saya telah keluar. Anehnya saya masih bernafsu. tidak mirip ketika bersetubuh menggunakan Yeni. Begitu mani keluar, tubuh saya lemas, dan nafsu hilang. saya jua masih mencicipi penis saya mampu menerima rangsangan. saya masih menciumi payudara itu, menghisap puting, serta tangan aku mengelus paha, menyelinap pada antara celap CD. Membelai bulu-bulu lembut. Menyibak, serta merasakan daging basah. verbal Rosi terus mengaduh-aduh. aku rasakan kemaluan saya digeggamnya. Diremas dengan kasar, sebagai akibatnya terasa sakit. aku perlu menggeser tempat duduk sebab sakitnya. Agaknya dia tahu, serta melonggarkan cengkeramannya.

kemudian dia membuka resluiting celana saya, mengambil isinya. Meremas bertenaga-bertenaga. akan tetapi beliau berhenti sebentar. “Kok basah Mas?” tanyanya. saya membisu saja. “Ehh,ini yang disebut mani ya?” Sejenak situasi rancu. Ini anak malah ngajak diskusi sih. beliau cium penis saya akan tetapi tidak hingga melekat. Kayaknya beliau mencoba membaui. “Kok gini baunya ya? Emang kayak gini ya? “Heeh,” jawab aku lalu pulang memainkan kelaminnya. “Asin pula ya?” dia mengocok penis saya dengan tangannya. “Pelan-pelan Ros. Enakan kamu ciumin deh,” kata aku .

Tanpa perintah lanjutan Rosi mencium dan mengulum penis saya. Uhh, kasarnya minta ampun, tidak terdapat enaknya. Jauhh menggunakan yang dilakukan Mbak Mersi. Berkali-kai aku meminta beliau buat lebih pelan. Bahkan sekali waktu dia menggigit penis saya sampai aku tersentak. Akhirnya aku balik ejakulasi. Bukan oleh mulutnya tapi sebab kocokan tangannya. sesudah itu sunyi. aku lemas. aku benahi pakaian saya. beliau pula membenahi pakaiannya. sepertinya beliau sudah terbebas dari pengaruh alkohol. Wajahnya yang belepotan mani dibersihkan dengan tissu. “Makasih pelajarannya ya Mas.” beliau mengecup pipi aku . “tapi kamu janji jaga misteri kan?” saya ingin memastikan. “Iyaah. Emang mau cerita ama siapa? Bunuh diri?” “Siapa memahami. Pokoknya just for us! Nobody else may knows.” dia mengangguk. Kami bersiap-siap balik . Sepanjang bepergian beliau memeluk erat tubuh aku . Menggelendot manja. serta pikiran waras aku mulai bekerja. saya mulai dihinggapi kecemasan.

Baca carita Lainnya di CASINO69

“Ros..” “Yaa” “engkau nggak jatuh cinta ama Mas Andy kan? Everyting just for sex kan?” “memahami deh.” “Please Ros. Kita nggak boleh keterusan. Anggap saja tersebut kita sedang mabuk.” aku menghentikan motor. “Iya deh.” “Bener ya? ingat, Mas Andy ini suami Mbak Yeni.” beliau mengangguk mengerti. “Makasih Ros.” saya pulang menjalankan motor. “Apa yg terjadi malam ini, tidak usahlah terulang lagi,” istilah aku . saya benar-benar takut kini . aku sadari, Rosi masih kanak-kanak. Masih labil. beliau amat manja. mampu saja dia tanggal kendali serta tidak mengerti apa arti korelasi seks sesaat. lalu saya dengar dia sesenggukan. Menangis. Untunglah dia menepati janji. Segalanya berjalan seperti yg saya harapkan. saya tak berani lagi mengulangi, meskipun kesempatan selalu terbuka dan dibuka oleh Rosi. aku sahih-sahih takut akibatnya. aku tidak mau menhancurkan famili akbar istri saya. tidak mau menghancurkan tempat tinggal tangga saya.

saya hanya menikmati Rosi pada pada bayangan. saat sedang onani atau waktu sedang bersetubuh menggunakan Yeni. sesekali saja aku membayangkan Mbak Mersi.Demikianlah cerita bokep hot

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*