Having Sex Ditengah Hujan Bersama Guruku

CASINO69

seorang wanita menggunakan Cerita Skandal jilbab hijau lumut Cerita Dewasa tampak berjalan terburu-buru Cerita Porno menuju ruang guru, belahan rok yang relatif sempit memaksa perempuan itu mengayun langkah kecil nan cepat. namun ketika dirinya datang diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yg sibuk mengoreksi yang akan terjadi ujian harian para siswa.“Bu.. apa Pak Rivan telah balik ?”“Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna menggunakan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tidak pernah akur, meski sama-sama pengajar belia, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yg idealis serta Rivan yang liberal.“Memangnya terdapat apa Bu?” lanjut perempuan itu, bertanya-tanya.“Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna.“Apa itu wacana pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin bertanya-tanya.“Bukan.. eh.. iya.. aku pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit.“Semoga saja SMS itu cuma canda,” pungkasnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang menatap liar tubuh semampai dibalut seragam hijau lumut spesial PNS, ketat membalut tubuhnya.mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggiran kota lebih cepat dari umumnya. Hatinya masih belum damai, pikirannya terus terpaku di SMS yang dikirimkan Rivan, padahal lelaki itu hanya meminta tolong buat membantunya menyusun persyaratan pengajuan pangkat, tapi rasa permusuhan begitu lekat dihatinya.Jantung Reyna semakin berdebar waktu mobilnya memasuki halaman rumah, pada sana sudah terparkir Ninja 250 rona hijau muda, “tidak salah lagi itu pasti motor Rivan,” bisik hati Reyna.

di kursi beranda sudut mata perempuan muda itu menangkap sosok seorang lelaki, asik menggunakan tablet ditangannya. “engkau …” ucap Reyna dengan nada suara tidak suka .Rivan membalas dengan tersenyum.“Masuklah, tapi jangan lupa suamiku tidak ada dirumah, jadi sehabis seluruh selesai kamu bisa pribadi balik ,” ucap Reyna ketus, meninggalkan lelaki itu diruang tamu.Beraktifitas seharian disekolah memaksa Reyna buat mandi, waktu menentukan baju, perempuan itu dibuat galau wajib mengenakan baju mirip apa, apakah cukup daster rumahan ataukah menentukan pakaian yang lebih formal.“Apa yang terdapat diotak mu, Rey?!.. dia artinya musuh bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke bagian bawah lemari.lalu mengambil daster putih tanpa motif. akan tetapi sayangnya daster berasal bahan katun yang lembut itu terlalu ketat dan sukses mencetak liuk tubuhnya dengan tepat, memamerkan bongkahan payudara yg menggantung menarik hati.Reyna balik dirancang resah saat memilih penutup kepala, apakah dirinya permanen wajib mengenakan kain itu ataukah tidak, toh ini ialah rumahnya. namun tidak urung tangannya permanen merogoh kain putih menggunakan motif renda yang membuatnya terlihat semakin cantik, tubuh indah dalam balutan serba putih yang dagi.Jam dinding sudah memberikan pukul lima petang serta buat yg kedua kalinya Reyna menyediakan teh buat Rivan. ad interim lelaki itu masih terlihat serius menggunakan laptop serta berkas-berkas yg wajib disiapkan, sekali waktu Reyna memberikan arahan.Tanpa sadar mata Reyna mengamati paras Rivan yang memang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin dan baik, tapi kenapa sering sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, teringat permusuhannya dilingkungan sekolah.Pemuda yang memiliki selisih umur empat tahun lebih muda dari dirinya. perilaku keras Reyna menjadi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berbanding terbalik dengan sikap Rivan bokep yg kerap membela anak didik-anak didik yg melakukan pelanggaran disiplin.“tidak usah terburu-buru, minum dulu teh mu, lagipula diluar sedang hujan,” tegur Reyna yang berniat buat bersikap lebih ramah.“Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku absolut menungguku buat makan malam,” umpat Rivan.Reyna tertawa geli mendengar penuturan Rivan, “makan malam beserta ibumu? tapi engkau tidak terlihat mirip seseorang anak mami,” celetuk Reyna usil, menghasilkan Rivan ikut tertawa, tetapi tangannya terus beranjak seakan tidak termakan buat meladeni ejekan Reyna.“Bereeesss..” ucap Rivan tiba-datang mengagetkan Reyna yang asik membalas BBM dari suaminya.“Jadi apa saya wajib kembali sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum kecut ketika mendapati hujan diluar masih terlalu lebat.“di garasi terdapat jas hujan, akan tetapi Bila engkau ingin menunggu hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang konfiden motor Rivan tidak mungkin menyimpan jas hujan.“aku menentukan berteduh saja, sambil menemani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”“Sialan, sementara waktu lagi suamiku kembali lhoo,”Sesaat selesainya kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna menerima panggilan masuk berasal suaminya, tapi sayangnya suaminya justru memberi warta bahwa dirinya sedikit terlambat buat kembali, menggunakan wajah cemberut Reyna menutup panggilan.“terdapat apa, Rey..”“Gara-gara kamu suamiku terlambat kembali,”“Lhoo, kenapa gara-gara aku ? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, menggunakan gregetan Reyna melempar bantal sofa. dialog pulang berlanjut, namun lebih poly berkutat di dinamika kehidupan disekolah dan hal itu cukup sukses mencairkan suasana.Reyna seakan melihat sosok Rivan yg lain, lebih supel, lebih bersahabat serta lebih humoris. Jauh tidak sinkron dari kacamatanya selama ini yg melihat guru cowok itu layaknya perusuh bagi dirinya, menjadi penegak disiplin para siswa.“saya heran, kenapa kamu justru mendekati anak-anak mirip Junot dan Darko, kedua anak itu tak lagi dapat diatur serta telah masuk pada daftar merah guru BK,” tanya Reyna yg mulai terlihat santai.

“seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, sempurna anak
itu telah dimuntahkan asal sekolah,” sambungnya.“Yaa, aku tau, tapi petualangan
mereka itu seru lho, mulai dari nongkrong di Mangga besar hingga ngintipin anak
cewek dikamar mandi, pengajar pula ada lho yang mereka intipin,” “Hah? yg benar?
gilaaa, itu benar-benar perbuatan amoral,” Reyna hingga meloncat dari duduknya,
berpindah ke samping Rivan.“akan tetapi tunggu, bukankah itu merupakan engkau mendukung
kenakalan mereka, dan siapa pengajar yg mereka intip?” tanya Reyna dengan
was-was, takut dirinya menjadi korban kenakalan ke 2 peserta didik nya.“Sebanarnya
mereka anak yang cerdas serta kreatif, bayangkan saja, hanya menggunakan pipa ledeng
dan cermin mereka bisa membentuk periskop yg biasa dipergunakan oleh kapal selam,”
ucap Rivan serius, memutar tubuhnya berhadapan dengan Reyna yg
bertanya-tanya.“Awalnya mereka cuma mengintip para siswi tapi bagiku itu tidak
menarik, sebab itu saya mengajak mereka mengintip di toilet pengajar, apa engkau tau
siapa yg kami intip?”paras Reyna menegang, menggeleng dengan cepat.
“Siapa?,,,”“kami mengintip pengajar paling mengagumkan disekolah, bunda Reyna
Raihani!”“Apa? gilaaa engkau Van, kurang ajar,” Reyna terkaget dan pribadi
menyerang Rivan menggunakan bantal sofa.“ampuun Reeeey, Hahahaa,,”“Sebenarnya kamu
ini pengajar atau bukan sih? Memberi model mesum ke siswa-anak didik, besok aku akan
melaporkan mu ke ketua sekolah,” bura Reyna penuh emosi.Rivan berusaha
menahan agresi dengan mencekal lengan Reyna.“Hahahaa, saya bohong koq, aku
justru mengerjai mereka, saya tau yang sedang berada pada toilet ialah Pak Tigor
serta apa engkau tau efeknya? Mereka pribadi shock melihat btg Pak Tigor yang
menyeramkan, Hahaha,” Reyna akhirnya ikut tertawa, tanpa sadar Jika lengannya
masih digenggam oleh Rivan.“Tu kan, kamu itu sebenarnya lebih cantik Jika
sedang tertawa, jadi jangan disembunyikan dibalik paras galakmu,” ucap Rivan
yang menikmati tawa renyah Reyna yg memamerkan gigi gingsulnya. Seketika
Reyna terdiam, wajahnya semakin memalukan saat menyadari tangan Rivan masih
menggenggam ke 2 tangannya.tapi tidak berselang lama bentakan berasal bibir
tipisnya balik terdengar, “Hey!.. Kalo punya mata dijaga ya,” umpat Reyna
dampak jelajah mata Rivan yg menyatroni gundukan payudara dibalik gaun ketat
yang tidak tertutup oleh jilbab, Reyna berkiprah dan duduk menjauh, merapikan
jilbabnya.“Punyamu akbar juga ya,” balas Rivan, tidak peduli akan peringatan
Reyna yang menjadi semakin kesal lalu balik melempar bantalan sofa. “Ga usah
sok kagum gitu, lagian kamu pasti sudah sering mengintip payudara siswi
disekolah?,,”“tapi punyamu spesial , milik seorang pengajar tercantik
disekolah,”“Sialan..” dengus Reyna merapikan jilbabnya, tapi sudut bibirnya
justru tersenyum, sebab tak ada perempuan yg tidak suka Jika dipuji. wajah
Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yg
biasa.“Rey… liat dong,”“Heh? kamu mau liat payudaraku , gilaa… Benda ini
sepenuhnya menjadi hak milik suamiku,” wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa
sadar mulai terbawa sifat Rivan yang cuek.“yuk dooong, bertanya-tanya banget
nih,”“Nanti, kalo saya masuk kamar mandi intipin aja pake piroskop ciptaan
kalian itu, hahaha..” Reyna tertawa terpingkal menutup wajahnya, tidak percaya
dengan apa yg baru saja diucapkannya.“Yaaa, paling ngga jangan ditutupin
jilbab keq,” sungut Rivan, keqi atas ulah Reyna yg menertawakannya.“Hihihi…
Liat aja ya, jangan dipegang,” Ucap pengajar rupawan itu dengan mata tertuju ke TV,
lalu mengikat jilbabnya kebelakang.“Kurang..”“Apalagi? Bugil?” matanya melotot
seolah-olah sedang marah, namun jantungnya justru berdebar kencang, menantang
hatinya sejauh mana keberanian dirinya.“satu kancing aja,”“Dasar guru mesum,”
Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya lalu balik menolehkan wajahnya ke TV,
tetapi tangannya beranjak melepas kancing atas.tapi tidak berhenti hingga
disitu, karena tangannya terus beranjak melepas kancing kedua lalu menyibak
kedua sisinya hingga semakin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu
sebagai santapan bertanya-tanya mata Rivan. Entah apa yang menghasilkan Reyna seberani
itu, untuk pertama kalinya dengan sengaja menarik hati lelaki lain menggunakan tubuh
nya.“Punyamu pasti lebih kencang dibanding milik Anita,” sambung Rivan, matanya
terus terpaku ke dada Reyna sembari mengusap-usap dagu yg tumbuhi jambang
tipis, seolah menerawang seberapa akbar daging empuk yang dimiliki wanita
cantik itu. tapi kata-istilah Rivan justru membentuk Reyna kaget, bingung sekaligus
penasaran. “Hhmmm.. ada hubungan apa antara dirimu serta Bu Nita?”“tidak ada, saya
hanya menemani perempuan itu, menemani malam-malamnya yg sepi,”“Gilaaa.. Apa
kamu… eeeenghhh,,,”“Maksudmu aku selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…

” Rivan memotong kalimat Reyna setelah tau maksud kalimat yg sulit diucapkan perempuan itu. “mampu dikatakan mirip itu, hehehe.. tapi kami sudah mengakhirinya tepat seminggu yang lalu,”“Kenapa?” sambar Reyna yang datang-tiba bertanya-tanya atas informasi skandal yang memang telah menyebar dikalangan para guru mesum. Rivan menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya. “Suaminya curiga dengan korelasi kami, meski Anita menolak buat mengakhiri aku permanen harus mengambil keputusan itu, resikonya terlalu besar ,”“Apa kamu mencintai Bu Anita?”Rivan tidak eksklusif menjawab tapi justru merogoh rokok dari kantongnya, sehabis tiga jam lebih menunda diri untuk tidak menghisap lintingan tembakau dikantongnya, akhirnya lelaki itu meminta izin, “Boleh saya merokok?”“Silahkan..” jawab Reyna cepat.“saya tidak tau pasti, Anita perempuan yang bagus, akan tetapi beliau bukan perempuan yang kuidamkan,” beber lelaki itu setelah menghembuskan asap pekat asal bibirnya. akan tetapi wajah perempuan didepannya masih memberikan rasa penasaran, “kemudian apa saja yang telah terjadi antara dirimu serta Anita?” cecarnya.“Hahahaha.. Maksudmu apa saja yang telah kami lakukan?”wajah Reyna memerah karena membuat malu, Rivan menggunakan telak membongkar kekakuannya sebagai seorang perempuan dewasa. “Anita merupakan perempuan bersuami, artinya kau tak berhak buat menjamah tubuhnya,” ucap Reyna berusaha membela keluguan berfikirnya.Rivan tersenyum kecut, mengakui kesalahannya, “tidak terhitung lagi berapa kali kami melakukannya, mulai berasal dirumahku, dirumahnya, bahkan kami pernah melakukan diruang lab kimia, desah suaranya menjadi perempuan yang kesepian sahih-benar menggoda diriku, rindu di ketika-waktu aku menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”Seketika wajah Reyna terasa panas membayangkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menetralkan debar jantungnya. “Belum terdapat yg cocok,” jawab Rivan dengan mudah, menghasilkan Reyna menggeleng-gelengkan ketua, perempuan itu merogoh teh dimeja serta meminumnya.“Rey.. selingkuhan sama saya ayo..”Brruuuuuffftttt…Bibir tipis Reyna seketika menghambur air teh dimulutnya.“Dasar guru mesum,” umpat Reyna membuang wajahnya, yg menampilkan ekspresi tidak terbaca, kejendela yg masih mempertontonkan rinai hujan yang justru turun semakin deras.“aku masak dulu, lapar nih,” ucap Reyna, berkiprah asal sofa berusaha menghindar asal tatapan Rivan yang begitu berfokus, jantungnya berdegub keras masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rivan.“Rey…” Panggilan Rivan menghentikan langkah perempuan itu.“Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, tidak perlu takut aku cuma bercanda koq,” ujar lelaki itu sambil terkekeh.“Siaaal, ni cowok sukses mengerjai saya,” umpat hati Reyna.“saya tau koq, kamu tidak mungkin mempunyai nyali buat menggoda pengajar super galak seperti aku ,” ucapnya sambil memeletkan lidah. membisu-membisu bibirnya tersenyum ketika Rivan mengikuti ke dapur. Hatinya mencoba berapologi, setidaknya lelaki itu bisa menemaninya waktu memasak.Reyna dengan bangga memamerkan keahliannya menjadi seseorang perempuan , tangannya bergerak cepat menyiapkan dan memotong bumbu yang diharapkan, sementara Rivan duduk dikursi meja makan serta kembali berceloteh tentang kenakalan serta kegenitan para siswi disekolah yg acapkali menggoda dirinya sebagai pengajar mesum jomblo tampan.“Awas aja kalo kamu sampai berani menyentuh siswi disekolah,” Reyna mengingatkan Rivan sambil mengacungkan pisau ditangan, serta itu menghasilkan Rivan tertawa terpingkal.“Ckckckck, mahir jua tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna waktu memotong bawang bombay.“Hahaha… yuk sini saya ajarin..” tawar Reyna tanpa menghentikan aksinya.akan tetapi Reyna terkejut saat Rivan memeluknya asal belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, sebab tangannya merogoh alih pisau serta bawang yg ada ditangannya. “Ajari aku ya..” bisik Rivan lembut sempurna ditelinganya.

kepala perempuan itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya
terlihat ragu ketika menyentuh dan menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi
rambut-rambut halus. Perlahan pisau berkecimpung membelah daging bawang.“tangan mu
terlalu kaku, Hahahaa,”“Ya maaf, tanganku memang tidak terlatih melakukan ini,
tapi sangat terlatih buat pekerjaan lainnya.”“Oh ya? misalnya mirip apa?
membentuk periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”“Bukan, akan tetapi
tanganku sangat terampil buat memanjakan perempuan mengagumkan mirip mu,” ucap
lelaki itu, melepaskan pisau dan bawang, beralih mengusap perut Reyna yang
datar serta perlahan merambat menuju payudara yang membusung.“Hahaha, tidaak
tidaaak, aku bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha menunda
tangan Rivan.“Rey, Bila begitu jadilah sahabat yang mesra buat diriku, dan
biarkan temanmu ini sesaat mengangumi tubuhmu, Jika tanganku terlalu nakal engkau
bisa menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”Tubuh Reyna gemetar, kemudian
mengangguk menggunakan pelan, “Ya, Deaaal.” ucap bibir tipisnya, serak. Reyna
pulang meraih pisau serta bawang dan membiarkan tangan kekar Rivan dengan
jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya secara utuh. memberikan
remasan yang lembut, memainkan sepasang bongkahan daging menggunakan gemas.Mata
Reyna terpejam, kepalanya terangkat seiring cumbuan Rivan yang perlahan
merangsek keleher yg masih terbalut jilbab. kisah cinta yg ditawarkan Rivan
dengan cepat merogoh alih kewarasan Reyna.“Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah,
kakinya seakan kehilangan energi saat jari-jari Rivan berhasil menemukan puting
payudara yg mengeras.“Rivaaaan,” ucap perempuan itu sesaat sebelum bibirnya
menyambut lumatan bibir yg panas.Membiarkan lelaki itu menikmati serta bercanda
menggunakan lidahnya, menari serta membelit lidahnya yg masih berusaha menghindar.
“Eeeemmhhh…” wajahnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membentuk lidah
nya berpindah masuk menjelajah lisan lelaki itu serta merasakan kehangatan yg
ditawarkan.Menggelinjang ketika lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yg
menari. Bila Reyna menduga permainan ini sebatas permainan pertautan lidah,
maka wanita itu keliru akbar, sebab jemari berasal lelaki yg kini memeluknya
penuh harapan itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.“Boleh?”perempuan berbalut
jilbab itu tidak berani menjawab, hanya memejamkan matanya serta menunggu
keberanian silelaki buat menikmati tubuhnya. Begitu pun saat tangan Rivan
berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang asal
bra yang membekap.“Oooowwwhh, eemmppphhh,” tubuh Reyna mengejang seketika,
tangan lentiknya tidak mampu mengusir tangan Rivan, hanya mencengkram agar jemari
lelaki itu tidak berkiprah terlalu lincah memelintir puting mungilnya.“Rey..
Kenapa kamu mampu sepasrah ini?.. Benarkah kamu menyukai lelaki ini?.. Bukan..
Ini bukan sekedar pertemanan Rey.. Meski kau tidak menyadari aku bisa mencicipi
bibit rasa suka dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna mencoba
menyadarkan. tapi wanita itu justru berusaha memungkiri penghianatan cinta yang
dilakoninya, berusaha mengenyahkan bisikan hati dengan memejamkan matanya lebih
erat.Wajahnya mendongak ke langit rumah, berusaha lari asal batinnya yg
berteriak memberi peringatan. Pasrah menunggu menggunakan hati berdebar waktu tangan
Rivan mulai mengangkat dasternya keatas serta dengan pasti menyelinap kebalik
kain mungil, menyelipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai
basah.“Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha membuka kaki lebih
lebar seakan membebaskan jari-jari Rivan bermain menggunakan
klitorisnya.Kurihiiiing…Kurihiiiing…Dering HP mengagetkan keduanya, membuat
pergumulan birahi itu terlepas. kesadaran Reyna merogoh alih seketika,
dirinya semakin shock melihat nama yang tertera dilayar HP, ‘Mas
Anggara’.“Hallo mas, halloo,,” sambut Reyna diantara usahanya mengkondisikan
jantung yg berdegup kencang.“Mas sedang dimana, kenapa belum pulang?” ucap
Reyna kalut dengan rasa takut serta bersalah yang begitu akbar, seolah suaminya
sekarang berdiri tepat didepannya.“Mas masih dirumah sakit, mungkin tak bisa
pulang malam ini,” jawab suara besar diujung telpon.

“Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”sehabis mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang kemudian meneguk liur buat membasahi kerongkongannya yg terasa sangat kemarau.“Rivan, terimakasih buat semuanya, akan tetapi kau mampu balik sekarang,”“tidak Rey, kita wajib merampungkan apa yang sudah kita mulai,”“Apa maksudmu?… tidak.. saya bukan seperti Anita yg kesepian, aku tidak memiliki masalah apapun dengan suamiku, famili yang kumiliki ketika ini merupakan keluarga yg memang kuidamkan…” paras Reyna menjadi pucat ketika Rivan mendekat menempel ketubuhnya, mengangkat dasternya lebih tinggi, memeluk serta meremas pantat yang padat berisi.“Rivan, jangan lupa!.. kamu seorang pengajar, bukan pemerkosa..” didorongnya tubuh lelaki itu, tapi dekapan tangan Rivan terlalu erat.“Yaa.. saya memang bukan pemerkosa, aku hanya ingin merampungkan apa yang telah kita mulai,”“Gila kamu Rivan, saya ialah istri yang setia, tidak mirip perempuan -perempuan yang pernah kau tiduri ”“Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sembari menurunkan celananya dan memamerkan btg yg sudah mengeras, batang akbar yg menghasilkan Reyna terhenyak.datang-datang menggunakan kasar Rivan mencengkram tubuh Reyna dan mendudukkan wanita itu diatas meja, dengan gerakan yang cepat menyibak celana dalam Reyna, batang besar itu telah berada didepan bibir senggama Reyna.“Jangan Rivaaan, saya bisa berbuat nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, meraih garpu yang ada disampingnya, mengancam Rivan.“Kenapa mengambil garpu, bukankah disitu terdapat pisau?” Rivan terkekeh, wajah yang tadi dihias senyum menghanyutkan sekarang berubah begitu angker.“Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan waktu Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.Lelaki itu menepis tangan Reyna, merebut garpu dan melemparnya jauh, darah terlihat merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin mengakhiri ini seharusnya kau tusuk sempurna di ulu hatiku,” katanya dengan wajah menyeringai sekaligus menahan sakit.“Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna berhasil berontak mendorong tubuh besar Rivan kemudian berlari kearah kamar, akan tetapi belum sempat perempuan itu menutup kamar Rivan menahan menggunakan tangannya.“Aaaaagghh…” Rivan mengerang kesakitan akibat tangannya yang terjepit daun pintu, lalu menggunakan kasar mendorong sampai menghasilkan Reyna terjengkal.“Dengar Rey.. sudah lama aku menyukai mu, serta saya berusaha menarik perhatianmu dengan menentang setiap kebijakan mu,”menggunakan kasar Rivan mendorong perempuan itu kelantai dan melucuti pakaiannya, Reyna berteriak meminta tolong sambil mempertahankan kain yang tersisa, akan tetapi derasnya hujan mengubur usahanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yg terbaring tidak berdaya, memamerkan btg besar yg mengeras sempurna, kejantanan yg jelas lebih akbar asal milik suaminya.wanita itu menangis ketika Rivan dengan kasar menepis tangan yg masih berusaha menutupi selangkangan yg tidak lagi dilindungi kain. “Cuu.. cukup Rivan, sadarlaaah..” sambil terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tapi usahanya sia-sia, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina menggunakan rambut kemaluan yang terawat rapi.menggunakan kekuatan yang tersisa Reyna berusaha merapatkan kedua pahanya, tetapi terlambat, Rivan sudah lebih dulu menempatkan tubuhnya diantara paha sekal itu dan bersiap menghujamkan kejantanannya buat mengecap suguhan nikmat asal wanita secantik Reyna.“Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibanding milik Anita,” desah Rivan seiring kejantanan yg menyelusup masuk ke liang si betina.“Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengerang menerima hujaman yang dilakukan dengan kasar, semakin keras batang besar itu menghujam semakin bertenaga juga jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tidak henti mengalir.Tubuhnya terhentak beranjak tidak beraturan, Rivan menyetubuhinya menggunakan sangat kasar. wajah lelaki itu menyeringai waktu melipat kedua paha Reyna keatas, memberi suguhan latif berasal btg besar yg berkiprah cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.“Sayang, saya mampu mencicipi lorong vaginamu semakin basah, ternyata kamu pula menikmati pelecehan seksual ini, hehehe

”Plak…Pertanyaan Rivan berbuah tamparan berasal tangan Reyna, tapi lelaki itu justru tertawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yg terangkat keatas menggunakan pinggul yang terus berkecimpung menghujamkan btg pusakanya. Puas bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu berkecimpung melepas bra yg masih tersisa.“Ckckckck… sempurna, semenjak dulu saya telah konfiden payudaramu lebih kencang dari milik Anita,”Tubuh Reyna melengkung waktu putingnya dihisap lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”“sempurna Anita malam ini tidak bisa tidur karena menunggu btg kejantanan yg sekarang sedang kau rasakan, Oowwhhh kecantikan, estetika tubuh dan nikmatnya vaginamu benar-benar membuatku lupa di beringasnya permainan Anita,” ucap Rivan, membentuk Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.“Bajingan engkau , Van..” umpat wanita itu, akan tetapi tidak berselang lama bibirnya justru mendesah waktu pengecap Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”“Hehehe…akuilah, Jika engkau pula menikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang sesekali keluar tanpa sadar. Hatinya berkecamuk, sulit memang memungkiri kenikmatan yang tengah dirasakan seluruh inderanya.“Reeeey… Sadarlah, engkau wanita baik-baik, seseorang istri yang setia, setidaknya tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya mencoba mengingatkan, membentuk airmata Reyna semakin deras mengalir.Yaa.. meski hatinya berontak, akan tetapi tubuhnya sudah berkhianat, pinggulnya tanpa diminta berkecimpung menyambut hentakan btg yang menggedor dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.“Berbaliklah, sayang,” pintanya.Tubuh Reyna berkiprah lemah membelakangi Rivan, pasrah ketika lelaki itu menarik pantatnya menungging lebih tinggi, memberikan kenikmatan berasal liang senggama yang semakin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei waktu lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.“Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat tepat itu terangkat meningkat ketika lidah yg panas memberikan sapuan panjang berasal bibir vagina hingga keliang anal.Rasa takut serta birahi tidak lagi bisa dikenali, matanya yang sendu mencoba mengintip pejantan yang membenamkan wajah tampannya dibelahan pantat yg bergetar menikmati permainan pengecap yg lincah menari, menggelitik liang vagina serta anusnya, suatu sensasi kenikmatan yg tidak pernah diberikan oleh suaminya.Isak tangis bercampur dengan rintihan. Hati yg berontak tetapi tubuhnya tidak mampu berdusta atas lenguhan panjang yg mengalun waktu btg akbar Rivan balik memasuki tubuhnya, menghantam bongkahan pantatnya menggunakan bibir menggeram penuh nafsu.Begitupun ketika Rivan meminta Reyna buat menaiki tubuhnya, meski airmatanya jatuh menetes diatas paras sipejantan tapi pinggul wanita itu berkiprah luwes dengan indahnya menikmati btg besar yg dipaksa buat masuk lebih pada.“Aaaawwhhhh Rey… Boleh saya menghamilimu?” ucap Rivan ketika posisinya kembali berada diatas tubuh Reyna, menunggangi tubuh indah yg baru saja meregang orgasme.perempuan itu membuang wajahnya, bibirnya terkatup kedap tidak berani menjawab hanya gerakan ketua yg menggeleng menolak, matanya begitu takut beradu pandang dengan mata Rivan yg penuh ereksi.btg besar Rivan berkiprah cepat, orgasme yang diraih siwanita membentuk lorong senggamanya menjadi sangat basah. Hentakan pinggul lelaki itu begitu cepat serta kuat seakan ingin membobol dinding rahim, memaksa Reyna berpegangan di besi ranjang penikahannya buat meredam kenikmatan yang didustakan.“Reeeeey.. Boleh aku menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yg menggerakkan pinggulnya semakin cepat.Reyna menatap Rivan menggunakan ketua yg menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “kamu konfiden? tidak ingin merasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”Plaaak..Reyna pulang menampar paras Rivan buat yg kesekian kalinya, tapi kali ini jauh lebih keras.

CASINO69

Baca carita Lainnya di CASINO69

perempuan menjerit terisak, tapi kaki jenjangnya justru
bergerak melingkari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seakan ingin
menyatukan 2 tubuh.Tangis Reyna semakin menjadi, menangisi kekalahannya.
Tangannya menyusuri punggung Rivan yang berkeringat kemudian meremas pantat yg
berotot seakan mendukung gerakan Rivan yang menghentak batang semakin
dalam.“kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna seiring lenguh
kenikmatan dari bibir silelaki.Menghambur bermili-mili sperma dilorong
senggama, menghantar ribuan benih kerahim siwanita yang mengangkat pinggulnya
menyambut kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang pulang menyapa, tubuh
keduanya mengejat, menggelinjang, menikmati suguhan puncak berasal sebuah senggama
tabu.“Kenapa kau mempermainkan saya mirip ini,” isak Reyna dengan nafas
memburu, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang sesekali mengejat
buat menghantar sperma yg tersisa kerahim si perempuan .“karena aku
mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yg membuat
pelukannya semakin erat, membiarkan tubuh besar itu berlama-lama diatas tubuh
latif yg terbaring pasrah. membisu pada pikiran masing-masing.“Apa engkau
bersedia menjadi sahabat selingkuhku?”Reyna menggeleng dengan cepat, “aku tidak
berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” perempuan itu melepaskan pagutan kakinya serta
mengangkang lebar, membiarkan silelaki pulang menggerakkan pingulnya serta
memamerkan kehebatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.“akan tetapi bagaimana
Bila saya memaksa?..”“Itu tidak mungkin Oooowwhhh… aku telah bersuami dan
mempunyai anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kukuh atas
pendirian, meski pinggul indahnya beranjak liar, tidak lagi malu untuk menyambut
setiap hentakan yang menghantar batang penis kedalam tubuhnya.Reyna tidak ingin
berdebat, tangannya menjambak rambut Rivan ketika bibir lelaki itu balik
berusaha merayu, membekap paras Rivan pada kebongkahan payudara menggunakan puting
yang mengeras.“engkau jahat, Van.. tidak seharusnya saya membiarkan lelaki lain menikmati
tubuhku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”Setelahnya tidak ada lagi kalimat lagi yg
keluar selain desahan dan lenguhan serta deru nafas yg memburu. hingga akhirnya
bibir Rivan bersuara serak memanggil nama si wanita.“Reeeeey…
Boleeeehkaaan?”Reyna menatap sendu wajah ereksi Rivan, dengan pencerahan yang
penuh perempuan itu mengangguk lalu merentang kedua tangan dan kakinya, memberi
biar pada silelaki buat kembali menghambur sperma kedalam
rahimnya.“Reeeey..” panggil lelaki itu balik , menghasilkan siwanita galau,
ad interim tubuhnya sudah pasrah sebagai pelampiasan dari zenit ereksi
Rivan.dengan wajah memelas tangan Rivan beranjak mengusap wajah Reyna,
telunjuknya membelah bibir tipis siwanita.“Dasar pengajar mesum, ” ucap Reyna
sambil menampar pipi Rivan tapi kali ini menggunakan lembut,“kamu menang poly hari
ini, Van..” pungkasnya lirih dengan mata sembap sang air mata.“Boleeeh?..”Reyna
memalingkan wajahnya, kemudian mengangguk ragu. Rivan bangkit mencabut batangnya
kemudian mengangkangi paras pengajar mengagumkan itu. Sudut mata Reyna menangkap paras
tampan silelaki yang menggeram sambil memainkan batang akbar tepat didepan
wajah nya.Jemari lentiknya gemetar saat merogoh alih btg besar itu berasal
tangan Rivan. Memberanikan diri buat menatap lelaki yang mengangkangi
wajahnya, kepasrahan paras seorang perempuan atas lelaki yang menikmati tualang
ereksi atas tubuhnya.“Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” wajah Rivan
memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yg menyambut menggunakan
mata menatap sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”tidak pernah sekalipun Reyna
menyaksikan seorang pejantan yg begitu histeris menerima orgasmenya, serta
tak pernah sekalipun Reyna membiarkan seseorang pejantan menghamburkan sperma
diwajah cantiknya. menggunakan ragu Reyna membuka bibirnya, membiarkan tetesan sperma
menyapa lidahnya. batang itu terus berkedut waktu jari lentik Reyna yang gemetar
menuntun kedalam mulutnya.

Menikmati keterkejutan paras Rivan atas keberaniannya. Bibirnya beranjak lembut menghisap btg Rivan, mempersilahkan lelaki itu mengosongkan benih ereksi didalam bibir tipisnya.“Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyambut tawaran Reyna menggunakan beberapa semburan yg tersisa.“Cepatlah pulang.. saya tidak ingin suamiku datang serta mendapati dirimu masih disini,” pinta Reyna selesainya Rivan telah mengenakan kembali semua pakaiannya.“Masih belum puas?.. dasar guru mesum,” pungkasnya ketus saat Rivan memeluk berasal belakang.“saya bukanlah selingkuhan mu, catat itu,” Reyna menepis tangan Rivan.“Yaa.. aku akan mencatatnya disini, disini, dan disini..” jawab Rivan sembari menunjuk bibir tipis Reyna, lalu beralih meremas payudara yg membusung dan berakhir menggunakan remasan digundukan vagina.“Dasar gila ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kesal atas ulah Rivan permanen terlihat cuek sesudah apa yg terjadi.Reyna menatap punggung Rivan ketika lelaki itu melangkah keluar, hujan masih mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti serta membalikkan tubuhnya, menampilkan paras serius.“Maaf Rey, benar-benar ini diluar dugaanku, seluruh tidak lepas berasal khayalku akan dirimu, tapi saya memang galat sebab menyayangi perempuan bersuami, Love you Rey..” ucap Rivan lalu melangkah keluar kepelukan hujan.“Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membentuk langkah Rivan terhenti“akan tetapi maaf aku tidak bisa jadi selingkuhanmu.” lanjutnya.“Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan ceria, coba mengagetkan wanita yg sibuk merapikan tempat tidur yang berantakan, gadis kecil itu eksklusif menghambur memeluk tubuh Reyna, ibunya.perjuangan gadis itu cukup berhasil, Reyna sama sekali tak menganggap, Ermina, putri kecilnya yang beberapa hari menginap ditempat kakeknya dijemput oleh suaminya.“Ini buat mama berasal Elmina,” katanya cadel, menyerahkan balon gas berbentuk amor yang melayang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Semoga mama semakin rupawan serta sehat selalu..”paras kecil itu tersenyum ceria, senyum yang begitu tulus akan kerinduan sosok seorang ibu. Reyna tidak lagi mampu membendung air mata, menatap mata bening tanpa dosa yg menunjukkan afeksi seseorang anak. sementara dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sambil menggenggam balon yang sama.“Selamat valentine, sayang,” ucap Anggara, tersenyum menggunakan gayanya yg spesial , senyum lembut yang justru mencabik-cabik hati Reyna.Seketika segala sumpah serapah tertumpah asal hatinya, atas ketidaksetiaannya menjadi seseorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seorang mak .“Maafin Mama, sayang,” ucap Reyna tanpa bunyi, memeluk erat tubuh kecil Ermina, terisak menggunakan tubuh gemetar. “Maafin mama, Pah,”Tengah malam, Reyna berdiri dibalik ventilasi, menatap gulita dengan galau. Suaminya serta Ermina telah terlelap.PING!…Tanpa hasrat perempuan itu membuka BBM yang ternyata menampilkan pesan asal Rivan.“Besok pukul 12 saya tunggu di lab kimia, ”Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yg tengah pulas tertidur, ad interim tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, saya akan kesitu,”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*