Kesempatan emas ketika Suami masuk rumah sakit

KASINO88

telah bertahun-tahun aktivitas ronda malam pada lingkungan kawasan tinggalku berjalan menggunakan baik. Setiap malam terdapat satu gerombolan terdiri berasal 3 orang. sebagai anak belia yang telah bekerja aku dapat giliran ronda di malam minggu.

pada suatu malam minggu saya giliran ronda. namun sampai pukul 23.00 2 orang temanku tidak ada di pos perondaan. saya tidak peduli mau tiba apa tidak, karena aku maklum tugas ronda ialah sukarela, sebagai akibatnya tak baik untuk dipaksa-paksa. Biarlah aku ronda sendiri tidak ada dilema.

sebab memang belum mengantuk, saya jalan-jalan mengontrol kampung. umumnya kami mengelilingi tempat tinggal -rumah penduduk. di ketika hingga di samping rumah Pak tadi, aku melihat kaca nako yang belum tertutup. saya mendekati buat melihat apakah kaca nako itu kelupaan ditutup atau ada orang dursila yang membukanya. dengan hati-hati kudekati, tetapi ternyata kain korden tertutup rapi.

Kupikir kemarin sore sempurna lupa menutup kaca nako, namun eksklusif menutup kain kordennya saja. Mendadak aku mendengar suara aneh, seperti desahan seseorang. Kupasang telinga baik-baik, ternyata bunyi itu tiba berasal pada kamar. Kudekati pelan-pelan, dan darahku berdesir, ketika ternyata itu suara orang bersetubuh. Nampaknya ini kamar tidur Pak tadi dan istrinya.

saya lebih mendekat lagi, suaranya dengusan nafas yang memburu dan gemerisik dan goyangan kawasan tidur lebih jelas terdengar. “Ssshh… hhemm… uughh… ugghh, terdengar suara dengusan serta suara orang seperti menunda sesuatu. kentara itu suara Bu tersebut yang ditindih suaminya. Terdengar jua suara kecepak-kecepok, nampaknya penis Pak tersebut sedang mengocok liang vagina Bu tadi.

Aduuh, darahku naik ke kepala, penisku telah berdiri keras mirip kayu. saya benar -betul iri membayangkan Pak tersebut menggumuli istrinya. Alangkah nikmatnya menyetubuhi Bu tersebut yang rupawan serta bahenol itu. bokep

“Oohh, sshh buuu, aku mau keluar, sshh…. ssshh..” terdengar bunyi Pak tadi tersengal-sengal. suara kecepak-kecepok makin cepat, dan kemudian berhenti. Nampaknya Pak tadi sudah ejakulasi dan absolut penisnya dibenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu tadi. Selesailah telah persetubuhan itu, saya pelan-pelan meninggalkan tempat itu dengan kepala berdenyut-denyut dan penis yang kemeng karena tegang berasal tersebut.

sejak malam itu, saya jadi tak jarang mengendap-endap mengintip kegiatan suami-istri itu pada kawasan tidurnya. Walaupun nako tak terbuka lagi, namun suaranya masih jelas terdengar dari sela-sela kaca nako yg tidak kedap sahih. saya jadi seperti detektip partikelir yg mengamati kegiatan mereka di sore hari.

umumnya pukul 21.00 mereka masih melihat siaran TV, serta sehabis itu mereka mematikan lampu serta masuk ke kamar tidurnya. saya mulai melihat situasi apakah aman untuk mengintip mereka. apabila safety, aku akan mendekati kamar mereka. Kadang-kadang mereka hanya bercakap-cakap sebentar, terdengar bunyi gemerisik (barangkali memasang selimut), kemudian sepi. pasti mereka terus tidur.

tetapi jika mereka masuk kamar, bercakap-cakap, terdengar ketawa-ketawa mungil mereka, jeritan lirih Bu tersebut yg kegelian (barangkali dia digelitik, dicubit atau diremas butir dadanya sang Pak tadi), bisa dipastikan akan diteruskan dengan persetubuhan. serta aku absolut mendengarkan hingga terselesaikan. cita rasanya mirip kecanduan dengan bunyi-bunyi Pak tadi serta khususnya bunyi Bu tersebut yang keenakan disetubuhi suaminya.

Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. bila aku bertemu Bu tadi jua biasa-biasa saja, tetapi tidak bisa dipungkiri, aku jadi jatuh cinta sama istri Pak tersebut itu. Orangnya memang mengagumkan, dan badannya padat berisi sinkron dengan seleraku. Khususnya pantat dan butir dadanya yg akbar dan bagus.

Baca carita selanjutnya di KASINO88
saya menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin, karena Bu tadi istri orang. jika aku berani menggoda Bu tersebut pasti jadi problem akbar di kampungku. bisa-mampu aku dipukuli atau diusir asal kampungku. namun nasib orang tidak ada yang memahami. Ternyata saya akhirnya bisa menikmati estetika tubuh Bu tersebut.

pada suatu hari saya mendengar Pak tadi opname pada rumah sakit, pungkasnya operasi usus buntu. sebagai tetangga dan masih bujangan saya poly ketika buat menengoknya pada rumah sakit. dan yg penting aku mencoba membentuk korelasi yang lebih akrab dengan Bu tersebut.

di suatu sore, aku menengok pada tempat tinggal sakit bersamaan menggunakan adiknya Pak tadi. Sore itu, mereka sepakat Bu tadi akan digantikan adiknya menunggu pada rumah sakit, karena Bu tersebut sudah beberapa hari tidak pulang. aku memperlihatkan diri untuk pulang bersamaku. Mereka setuju saja dan malah berterima kasih. Terus terperinci kami telah menjalin hubungan lebih akrab dengan famili itu.

setelah mahgrib saya bersama Bu tersebut kembali. pada mobilku kami mulai mengobrol, mengenai sakitnya Pak tadi. pungkasnya seminggu lagi sudah boleh pulang. aku mulai mencoba untuk berbicara lebih dekat lagi, atau katakanlah sekitar ajar. Inikan kesempatan bagus sekali buat mendekatai Bu tadi.

“Bu, maaf yaa. ngomong-ngomong Bu tadi telah berkeluarga sekitar tiga tahun kok belum diberi momongan yaa”, kataku hati-hati.

“Ya, itulah Dik Budi. Kami kan hanya lakoni. Barangkali dewa belum mengizinkan”, jawab Bu tersebut.

“akan tetapi anu tho bu… anuu.. bikinnya khan jalan terus.” godaku.
“Ooh apa, ooh. bila itu sih iiiya Dik Budi” jawab Bu tadi relatif kikuk. Sebenarnya kan aku tahu, mereka setiap minggunya minmal dua kali bersetubuh serta terbayang pulang desahan Bu tadi yang keenakan. Darahku semakin berdesir-desir. aku semakin nekad saja.

“akan tetapi, kok belum berhasil pula yaa bu?” lanjutku.
“Ya, itulah, kami berusaha terus. akan tetapi ngomong-ngomong kapan Dik Budi kimpoi. sudah kerja, sudah punya kendaraan beroda empat, cakep lagi. Cepetan dong. Nanti keburu tua lhoo”, kata Bu tersebut.

“Eeh, benar nih Bu tersebut. saya cakep niih. Ah kebetulan, tolong carikan aku Bu. Tolong carikan yg kayak mak tersebut ini lhoo”, kataku menggodanya.
“Lho, kok hanya kayak saya. yg lain yg lebih cakep kan banyak. saya khan sudah tua, buruk lagi”, katanya sembari ketawa.

aku wajib dapat memanfaatkan situasi. harus, Bu tadi harus aku dapatkan.
“Eeh, Bu tadi. Kita kan nggak usah buru-buru nih. pada tempat tinggal Bu tadi jua kosong. Kita cari makan dulu yaa. Mauu yaa bu, mau yaa”, ajakku menggunakan penuh kekhawatiran jangan-jangan dia menolak.

“akan tetapi nanti kemaleman lo Dik”, jawabnya.
“Aah, baru jam tujuh. Mau ya Buu”, saya sedikit memaksa.
“Yaa gimana yaa… ya deh terserah Dik Budi. akan tetapi nggak malam-malam lho.” Bu tersebut setuju. Batinku bersorak.

Kami berehenti pada warung bakmi yg terkenal. sambil makan kami terus mengobrol. Jeratku semakin saya persempit.

“Eeh, saya benar-sahih tolong dicarikan istri yang kayak Bu tersebut dong Bu. benar nih. Soalnya begini bu, tapii eeh nanti Bu tersebut murka sama saya. Nggak usaah saya katakan saja deh”, kubuat Bu tersebut bertanya-tanya.

“Emangnya kenapa siih.” Bu tadi memandangku penuh tanda tanya.
“tapi janji nggak murka lho.” kataku memancing. dia mengangguk kecil.
“Anu bu… tapi janji tidak marah lho yaa.”

Itil V3
“Bu tersebut terus terang saya terobsesi punya istri mirip Bu tersebut.

saya benar-benar galau dan mirip orang gila bila memikirkan Bu tersebut. aku menyadari ini nggak betul. Bu tadi kan istri tetanggaku yang harus saya hormati. Aduuh, maaf, maaf sekali bu. saya sudah kurang ajar sekali”, kataku menghiba. Bu tersebut melongo, memandangiku. sendoknya tidak terasa jatuh di piring.

Bunyinya mengagetkan dia, beliau tersipu-sipu, tidak berani memandangiku lagi.

hingga terselesaikan kami jadi berdiam-diaman. Kami berangkat balik . pada mobil aku berpikir, ini telah telanjur basah. pungkasnya 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27 harus nekad buat menaklukkan wanita. Nekad kupegang tangannya dengan tangan kiriku, ad interim tangan kananku memegang setir. pada luar dugaanku, Bu tadi balas meremas tanganku. Batinku bersorak. aku tersenyum penuh kemenangan. tidak terdapat kata-kata, batin kami, perasaan kami sudah bertaut. Pikiranku melambung, melayang-layang. Mendadak ada sepeda motor menyalib mobilku. saya kaget.

“Awaas! hati-hati!” Bu tadi menjerit kaget.
“Aduh nyalib kok nekad amat siih”, gerutuku.
“Makanya jika nyetir jangan macam-macam”, istilah Bu tadi. Kami tertawa. Kami tidak membisu lagi, kami ngomong, ngomong apa saja. Kebekuan cair telah. hingga pada rumah aku hanya hingga pintu masuk, aku lalu pamit balik .
di rumah aku mencoba buat tidur.

tidak mampu. Nonton siaran TV, tidak nyaman pula. aku terus membayangkan Bu tersebut yang sekarang sendirian, hanya ditemani pembantunya yang tua pada kamar belakang. terdapat dorongan sangat bertenaga buat mendatangi rumah Bu tadi. Berani nggaak, berani nggak. Mengapa nggak berani. Entah setan mana yg mendorongku, memahami-memahami aku telah keluar rumah. saya mendatangi kamar Bu tadi. dengan berdebar-debar, aku ketok pelan-pelan kaca nakonya, “Buu tersebut, aku Budi”, kataku lirih.

Terdengar gemerisik kawasan tidur, lalu sepi. Mungkin Bu tersebut bangun serta takut. mampu juga menduga aku maling. “aku Budi”, kataku lirih. Terdengar gemerisik. Kain korden terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit. “Lewat belakang!” kata Bu tersebut. saya menuju ke belakang ke pintu dapur. Pintu terbuka, aku masuk, pintu tertutup pulang. aku nggak tahan lagi, Bu tersebut saya peluk erat-erat, kuciumi pipinya, hidungnya, bibirnya menggunakan lembut serta mesra, penuh kerinduan. Bu tadi membalas memelukku, wajahnya disusupkan ke dadaku.

“aku nggak bisa tidur”, bisikku.
“saya juga”, pungkasnya sambil memelukku erat-erat.
beliau melepaskan pelukannya. saya dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya. Kami berpelukan lagi, berciuman lagi menggunakan lebih bernafsu. “Buu, saya kangen bangeeet. aku kangen”, bisikku sambil terus menciumi serta membelai punggungnya. Nafsu kami semakin menggelora. aku ditariknya ke daerah tidur.

Bu tadi membaringkan dirinya. Tanganku menyusup ke butir dadanya yang akbar dan empuk, aduuh nikmat sekali, kuelus buah dadanya dengan lembut, kuremas pelan-pelan. Bu tersebut menyingkapkan dasternya ke atas, beliau tak memakai BH. Aduh butir dadanya kelihatan putih dan menggung.

aku nggak tahan lagi, kuciumi, kukulum pentilnya, kubenamkan wajahku pada ke 2 butir dadanya, hingga aku nggak bisa bernapas. sementara tanganku merogoh kemaluannya yang berbulu tebal. Celana dalamnya kupelorotkan, dan Bu tersebut meneruskan ke bawah sampai terlepas dari kakinya.

dengan sigap aku melepaskan sarung dan celana dalamku. Penisku langsung tegang tegak menantang. Bu tadi segera menggenggamnya serta dikocok-aduk rata pelan asal ujung penisku ke pangkal pahaku. Aduuh, cita rasanya geli serta nikmat sekali. saya telah nggak sabar lagi. aku naiki tubuh Bu tersebut, bertelekan di sikut dan dengkulku.

Kaki Bu tersebut dikangkangkannya lebar-lebar, penisku dibimbingnya masuk ke liang vaginanya yang telah basah. Digesek-gesekannya pada bibir kemaluannya, makin usang semakin basah, kepala penisku masuk, semakin dalam, semakin… dan akhirnya blees, masuk semuanya ke dalam kemaluan Bu tersebut. saya turun-naik pelan-pelan dengan teratur. Aduuh, nikmat sekali. Penisku dijepit kemaluan Bu tersebut yg sempit serta licin.

Makin cepat kucoblos, keluar-masuk, turun-naik dengan penuh nafsu. “Aduuh, Dik Budi, Dik Budii… enaak sekali, yg cepaat.. teruus”, bisik Bu tadi sambil mendesis-desis. Kupercepat lagi. Suaranya vagina Bu tersebut kecepak-kecepok, menambah semangatku. “Dik Budiii aku mau muncaak… muncaak, teruus… teruus”, saya juga telah mau keluar.

saya percepat, serta penisku merasa akan keluar. Kubenamkan pada-pada ke pada vagina Bu tadi hingga amblaas. Pangkal penisku berdenyut-denyut, spermaku muncrat-muncrat di pada vagina Bu tersebut. Kami berangkulan kuat-bertenaga, napas kami berhenti. Saking nikmatnya dalam beberapa dtk nyawaku melayang entah kemana. Selesailah telah. Kerinduanku tercurah telah, saya merasa lemas sekali tetapi puas sekali.

Kucabut penisku, dan berbaring di sisinya. Kami berpelukan, mengatur napas kami. Tiada kata-kata yang terucapkan, ciuman serta belaian kami yg berbicara.
“Dik Budi, aku curiga, salah satu asal kami mandul. kalau saya fertile, aku harap aku mampu hamil berasal spermamu. Nanti kalau jadi saya kasih tahu.

yang tahu bapaknya anakku kan hanya aku sendiri kan. dengan siapa aku membentuk anak”, pungkasnya sembari mencubitku. Malam itu pertama kali saya menyetubuhi Bu tadi tetanggaku. Beberapa kali kami berafiliasi hingga saya kimpoi dengan perempuan lain. Bu tersebut walaupun cemburu akan tetapi bisa memakluminya.

keluarga Pak tersebut sampai waktu ini hanya mempunyai satu anak wanita yg mengagumkan. jika pada kedepankan, Bu tersebut sering menciumi anak itu, sementara matanya melirikku serta tersenyum-senyum anggun. Tetanggaku pada meledek Bu tadi, mungkin waktu hamil Bu tadi benci sekali sama saya.

karena anaknya yg rupawan itu mempunyai mata, pipi, hidung, dan bibir yang persis seperti mata, pipi, hidung, serta bibirku.
seperti sudah anda ketahui hubunganku menggunakan Bu tersebut istri tetanggaku yang mengagumkan itu tetap berlanjut hingga kini , walaupun saya telah berumah tangga. tetapi pada perkimpoianku yg sudah berjalan 2 tahun lebih, kami belum dikaruniai anak. Istriku tak hamil-hamil juga walaupun penisku kutojoskan ke vagina istriku siang malam menggunakan penuh semangat. Kebetulan istriku pula memiliki nafsu seks yang besar . Baru disentuh saja nafsunya telah naik.

umumnya beliau lalu melorotkan celana dalamnya, menyingkap sandang serta mengangkangkan pahanya supaya vaginanya yg tebal bulunya itu segera digarap. pada mana saja, di kursi tamu, pada dapur, di kamar mandi, apalagi pada daerah tidur, jikalau telah nafsu, ya saya masukkan saja penisku ke vaginanya. Istriku juga menggunakan penuh gairah mendapatkan coblosanku. aku sendiri terus terperinci setiap ketika melihat istriku selalu nafsu saja deh. Memang istriku sahih-benar membuat hidupku penuh semangat dan gairah.

namun karena istriku tidak hamil-hamil jua saya jadi agak kawatir. jikalau mandul, kentara saya tidak. karena sudah terbukti Bu tadi hamil, serta anakku yg rupawan itu sekarang menjadi anak kesayangan keluarga Pak tersebut. Apakah istriku yg mandul? bila melihat fisik dan haidnya yang teratur, aku konfiden istriku fertile jua. Apakah saya kena hukuman sebab aku selingkuh dengan Bu tersebut? aah, mosok. Nggak mungkin itu. Apakah sebab dosa? Waah, mestinya ya memang dosa besar . tapi karena menyetubuhi Bu tadi itu lezat dan nikmat, apalagi dia jua suka , maka hubungan gelap itu perlu diteruskan, dipelihara, serta dilestarikan.

untuk mengatur perselingkuhanku dengan Bu tadi, kami putusan bulat menggunakan menghasilkan kode spesifik yg hanya diketahui kami berdua. bila Pak tersebut tidak ada pada rumah dan sahih-benar safety, Bu tersebut memadamkan lampu di sumur belakang rumahnya.

umumnya lampu lima watt itu menyala sepanjang malam, namun kalau di pukul 20.00 lampu itu padam, berarti keadaan aman serta saya dapat mengunjungi Bu tersebut. (Anda bisa meniru caraku yg sederhana ini. perdeo tanpa bayar pulsa telepon yg makin mahal). sebab asal samping rumahku dapat terlihat belakang tempat tinggal Bu tadi, menggunakan simpel aku bisa menangkap pertanda tadi. namun pernah indikasi itu tidak terdapat hingga 1 atau dua bulan, bahkan tiga bulan. aku kadang-kadang jadi relatif jengkel dan putus harapan (sebab kangen) dan aku mengira juga Bu tersebut telah bosan denganku.

namun ternyata memang kesempatan itu benar-benar tidak ada, sebagai akibatnya tidak aman buat bertemu.
di suatu hari saya berpapasan menggunakan Bu tersebut pada jalan dan seperti umumnya kami saling menyapa baik-baik. Sebelum melanjutkan perjalanannya, dia berkata, “Dik Budi, besok malam minggu ada keperluan nggak?”

“Kayaknya sih nggak terdapat acara kemana-mana. Emangnya terdapat apa?” jawabku dengan penuh harapan karena telah hampir satu bulan kami tidak bermesraan.
“Nanti ke rumah yaa!” pungkasnya dengan tersenyum memalukan-memalukan.
“Emangnya Pak tersebut nggak terdapat?” kataku. beliau tidak menjawab, cuma tersenyum cantik dan pulang meneruskan perjalanannya. Walaupun sudah biasa, darahku pun berdesir pula membayangkan pertemuanku malam minggu nanti.

mirip biasa malam minggu ialah giliran ronda malamku. Istriku sudah tahu itu, sehingga tidak memberikan curiga atau bertanya apa-apa kalau pulang keluar malam itu. aku sudah bersiap buat menemui Bu tadi. aku hanya menggunakan sarung, (tidak menggunakan celana dalam) serta kaos lengan panjang izin relatif hangat. serta memang jikalau tidur saya tidak pernah gunakan celana pada tetapi hanya memakai sarung saja. cita rasanya lebih rileks serta tidak sumpek, serta penisnya biar mendapat udara yg relatif setelah seharian dipepes pada celana dalam yg ketat.

waktu memberikan pukul 22.00. Lampu belakang rumah Bu tersebut telah padam berasal tersebut. aku berjalan memutar dulu buat melihat situasi apakah telah sahih-benar sepi dan aman. setelah yakin safety, aku menuju ke samping rumah Bu tadi. saya ketok kaca nako kamarnya. Tanpa menunggu jawaban, aku eksklusif menuju ke pintu belakang. tidak berapa usang terdengar kunci dibuka. Pelan pintu terbuka serta saya masuk ke pada. Pintu ditutup pulang.

saya berjalan beriringan mengikuti Bu tadi masuk ke kamar tidurnya. sehabis pintu ditutup balik , kami langsung berpelukan serta berciuman buat menyalurkan kerinduan kami. Kami sangat menikmati kemesraan itu, sebab memang telah hampir satu bulan kami tidak memiliki kesempatan buat melakukannya. setelah itu, Bu tadi mendorongku, tangannya di pinggangku, serta tanganku berada di pundaknya. Kami berpandangan mesra, Bu tersebut tersenyum cantik serta memelukku pulang erat-erat. Kepalanya disandarkan pada dadaku.

Baca carita selanjutnya di KASINO88

“Paa, sudah lama kita nggak begini”, ucapnya lirih. Bu tersebut sekarang jikalau sedang bermesraan atau bersetubuh memanggilku Papa. Demikian juga saya selalu membisikkan dan menyebutnya Mama kepadanya. Nampaknya Bu tersebut menghayati benar bahwa Nia, anaknya yg rupawan itu bikinan kami berdua.

“Pak tadi sedang kemana sih maa”, tanyaku.
“Sedang mengikuti piknik karyawan ke Pangandaran. aku sengaja nggak ikut dan hanya Nia saja yang ikut. tenang saja, pulangnya baru besok sore”, pungkasnya sambil terus mendekapku.

“Maa, saya mau ngomong nih”, kataku sambil duduk bersanding di kawasan tidur. Bu tersebut membisu saja dan memandangku penuh indikasi tanya.

“Maa, sudah 2 tahun lebih aku berumah tangga, tetapi istriku belum hamil-hamil pula. kamu tahu, mustinya secara fisik, kami tidak terdapat duduk perkara. aku jelas bisa bikin anak, buktinya telah terdapat kan. saya nggak memahami kenapa kok belum jadi pula. Padahal bikinnya tidak pernah berhenti, siang malam”, kataku agak melucu. Bu tadi memandangku.

“Pa, aku harus berbuat apa buat membantumu. jika aku hamil lagi, saya yakin suamiku tidak akan mengijinkan adiknya Nia engkau minta menjadi anak angkatmu. Toh anak kami kan baru dua orang nantinya, dan pasti suamiku akan sayang sekali. Untukku sih memang seharusnya bapaknya sendiri yang mengurusnya. tak mirip sekarang, keenakan diKASINO88a. Cuma bikin doang, giliran sudah jadi bocah orang lain dong yang ngurus”, katanya sambil merenggut manja. aku tersenyum kecut.

 

“Jangan-jangan ini hukuman buatku ya maa, saya dihukum tidak punya anak sendiri. biar memahami rasa”, kataku.
“Ya sabar dulu deh paa, mungkin belum pas saja. Spermamu belum pas ketemu sama telornya Rina (nama istriku). Siapa tahu bulan depan berhasil”, ucapnya menghiburku.

“Ya mudah-mudahan. Tolong didoain yaa…”
“enak saja. Didoain? Mustinya saya kan nggak rela Papa menyetubuhi Rina istrimu itu. Mustinya Papa kan punyaku sendiri, aku monopoli. Nggak boleh punya Papa masuk ke wanita lain kan. Kok malah minta didoain. Gimana siih”, katanya manja serta sambil memelukku erat-erat. sahih juga, mestinya kami ini jadi suami-istri, dan Nia itu anak kami.

“Maa, jikalau kita ngomong-ngomong seperti ini, jadinya nafsunya malah jadi menurun lho. Jangan-jangan nggak jadi main nih”, kataku menggoda.
“Iiih, dasar”, pungkasnya sembari mencubit pahaku kuat-kuat.
“Makanya jangan ngomong saja. Segera saja Mama ini diperlakukan sebagaimana mestinya. Segera digarap doong!” pungkasnya manja.

Kami berpelukan serta berciuman lagi. Tentu saja kami tidak puas hanya berciuman serta berpelukan saja. Kutidurkan dia di kawasan tidur, kutelentangkan. Bu tersebut mandah saja. Pasrah saja mau diapain. dia memakai daster dengan kancing yang berderet asal atas ke bawah. Kubuka kancing dasternya satu per satu mulai asal dada terus ke bawah. Kusibakkan ke kanan dan ke kiri bajunya yang sudah lepas kancingnya itu. Menyembullah butir dadanya yg putih menggunung (dia sudah tidak pakai BH). Celana pada warna putih yang menutupi vaginanya yang nyempluk itu aku pelorotkan.

saya benar-benar menikmati estetika tubuh istri gelapku ini. waktu satu kakinya ditekuk buat melepaskan celana dalamnya, gerakan kakinya yg indah , vaginanya yg relatif terbuka, aduh pemandangan itu sungguh indah . sahih-sahih membuatku menelan ludah. wajah yg ayu,buah dada yg putih menggunung, perut yg langsing, vagina yang nyempluk serta relatif terbuka, kaki yg indah agak mengangkang, benar-benar mempesona.

saya tidak tahan lagi. Kulempar sarungku dan kaosku entah jatuh dimana. saya segera naik di atas tubuh Bu tersebut. Kugumuli dia dengan penuh nafsu. saya tidak peduli Bu tersebut megap-megap keberatan aku tindih sepenuhnya. Habis gemes banget, nafsu banget sih. Cerita dewasa ini pada upload oleh situs ngocoks.com

“Uugh jangan nekad tho. Berat nih”, keluh Bu tersebut.
aku bertelekan di telapak tanganku serta dengkulku. Penisku yg telah tegang banget saya paskan ke vaginanya. Terampil tangan Bu tersebut memegangnya dan dituntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah. tak terdapat kesulitan lagi, masuklah semuanya ke dalam vaginanya. dengan penuh semangat kukocok vagina Bu tersebut menggunakan penisku. Bu tersebut semakin naik, menggeliat dan merangkulku, melenguh serta merintih. Semakin lama semakin cepat, semakin naik, naik, naik ke puncak .

“Teruuus, teruus paa.. sshh… ssh…” bisik Bu tersebut
“Maa, saya jua telah mau… keluaarr”,
“yg pada paa… yg dalamm. Keluarin pada dalaam Paa… Paa… Adduuh Paa nikmat banget Paa…, ouuch..”, jeritnya lirih yang merangkulku bertenaga-bertenaga.

Kutekan pada-dalam penisku ke vaginanyanya. Croot, cruuut, crruut, keluarlah spermaku pada dalam rahim istri gelapku ini. Napasku mirip terputus. Kenikmatan luar biasa menjalar kesuluruh tubuhku. Bu tadi menggigit pundakku. dia pula sudah mencapai puncak . Beberapa dtk dia saya tindih dan dia merangkul kuat-bertenaga.

Cerita Sex korelasi Seks Sama Kalangan Lower group

Akhirnya rangkulannya terlepas. Kuangkat tubuhku. Penisku masih di pada, aku gerakkan pelan-pelan, aduh geli dan ngilu sekali sampai tulang sumsum. Vaginanya licin sekali penuh spermaku. Kucabut penisku serta aku terguling di samping Bu tersebut. Bu tersebut miring menghadapku dan tangannya diletakkan di atas perutku. dia berbisik, “Paa, Nia sudah relatif akbar buat punya saudara termuda. praktis-mudahan kali ini pribadi jadi ya paa.

saya ingin dia seseorang 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27. Sebelum Papa tersebut mengeluh Rina belum hamil, saya memang telah berniat buat mengembangkan Nia seseorang saudara termuda. Sekalian buat test apakah Papa masih joos apa tidak. kalau aku hamil lagi berarti Papa masih joosss. kalau nanti pengin menggendong anak, ya gendong saja Nia sama adiknya yang baru saja didesain ini.” dia tersenyum cantik. aku diam saja. menerawang jauh, alangkah nikmatnya mampu menggendong anak-anakku.

Malam itu aku bersetubuh lagi. benar-benar penuh cinta kasih, penuh kemesraan. Kami tuntaskan kerinduan serta cinta kasih kami malam itu. dan saya menunggu menggunakan harap-harap cemas, jadikah anakku yang kedua pada rahim istri gelapku ini?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*